Amerika secara mengejutkan tidak menolah keikutsertaan Iran dalam pembicaraan Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mendukung gagasan keterlibatan Iran karena bisa memainkan peran penting dalam penyelesaian konflik. Apakah ini berarti sebuah kemenangan Putin?
Amerika Serikat kini mengharapkan Iran untuk berpartisipasi dalam pembicaraan baru pada masalah Suriah.
“Kami siap jika Iran akan diundang untuk menghadiri pertemuan yang akan datang ini di Wina,” juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, mengatakan pada hari Selasa di Washington.
Perwakilan Teheran belum diundang ke pertemuan yang direncanakan. Tanggal dan daftar yang tepat dari peserta masih sedang dinegosiasikan, kata Kirby.
Washington sebelumnya menentang partisipasi Republik Islam dalam pembicaraan krisis, karena Iran menolak pengunduran diri Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun, Rusia melihat partisipasi seperti penting, dan Uni Eropa mendukung keterlibatan Iran juga.
Selama pertemuan mereka di Wina Jumat lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry, dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov serta menteri luar negeri Turki dan Arab Saudi telah mencapai beberapa hasil yang positif.
Iran memastikan akan menghadiri pembicaraan internasional mengenai solusi perang Suriah pekan ini di Wina.
Dikutip dari Guardian, Rabu 28 Oktober 2015, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif akan menghadiri pertemuan itu.
Pertemuan tersebut akan menjadi yang pertama bagi Iran menghadiri pertemuan tingkat tinggi mengenai perang Suriah. Puluhan peserta akan hadir, termasuk Rusia dan Arab Saudi yang mendukung Assad.