Angkatan Laut AS harus mempertimbangkan membatalkan Lockheed Martin F-35C Joint Strike Fighter untuk mendukung kemampuan serangan jarak jauh yang sebenarnya menjadi kebutuhan penting US Navy
Hal itu disampaikan dalam laporan tink tank Washington DC Center for a New American Security (CNAS) dalam sebuah laporan berjudul “Retreat from Range,” yang dipublikasikan Senin 19 Oktober 2015.
Analis Jerry Hendrix yang menulis artikel tersebut mengatakan sejak tahun 1950, kemampuan penerbangan kapal induk telah secara konsisten berkurang dalam kemampuan rentang serang. Tetapi yang sekarang benar-benar akut dan mengancam fungsi dari kapal induk seberat 100.000 ton.
“Jika Angkatan Laut mengakhir porsinya pada program F-35 maka akan mampu mampu untuk membeli dua skuadron 12 Super Hornets (selain dua skuadron Super Hornet sudah ada) untuk menggantikan dua skuadron 10 F-35C dan membeli enam skuadron UCAV [Unmanned Combat Air Vehicle] dengan masing-masing 16 pesawat (12 striker dan empat tanker) dan masih dapat menyelamatkan banyak uang pembayar pajak. ”
Jika mereka jet baru dan pesawat tempur tak berawak dikombinasikan dengan E-2D Hawkeyes, EA-18G Growlers dan helikopter Angkatan Laut maka itu akan membawa kekuatan sayap kapal induk kembali menjadi 84 pesawat. “Jumlah dan kemampuan yang tidak terlihat sejak tahun 1980-an,” tulis Hendrix. “Bahkan ada ruang untuk untuk empat pesawat tak berawak berbasis kapal induk.”
Hendrix mengakui bahwa ada sejumlah kelemahan termasuk biaya untuk penelitian, pengembangan dan produksi awal UCAV. Pesawat tempur tanpa awak jarak jauh yang dirancang untuk memiliki radius tempur lebih dari 1.000 mil laut akan menjadi mahal. Harga untuk satu pesawat semacam itu akan mencapai setidaknya US$175 juta. Tetapi itu akan menawarkan kemampuan yang jauh lebih baik dibandingkan platform yang ada saat ini. “Pesawat ini akan memiliki dua sampai tiga kali radius tempur jet tempur berawak tanpa pengisian bahan bakar dan daya tahan misi beberapa kali lebih lama,” tulis Hendrix sebagaimana dikutip National Interest Selasa 20 Oktober 2015.
Salah satu cara untuk menurunkan biaya adalah memangkas jumlah pesawat yang dibeli. Angkatan Laut tidak perlu membeli UCAV terlalu banyak. Hendrix mencatat bahwa pesawat tak berawak otonom tidak memerlukan pelatihan, sehingga 110 jet akan cukup untuk melengkapi setiap sayap udara dengan satu skuadron UCAV.