Kementerian Luar Negeri Kolombia menolak dengan tegas tuduhan negaranya terlibat dalam upaya pembunuhan kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan menggunakan drone yang terjadi Sabtu 4 Agustus 2018 waktu Caracas.
“Klaim bahwa pemimpin Kolombia bisa bertanggung jawab atas dugaan pembunuhan terhadap presiden Venezuela terdengar absurd dan kurang dasar,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan Minggu 5 Agustus 2018.
Bogota juga terus mendesak Caracas untuk menghormati Presiden Kolombia Juan Manuel Santos serta mengatakan Maduro sering menuduh Kolombia terlibat dalam semua masalah di negara tersebut.
Sebelumnya pada hari itu, Maduro mengatakan serangan drone dilakukan oleh kelompok sayap kanan. Dia secara terbuka menuduh Kolombia dan Amerika terlibat dalam serangan tersebut. “Penyelidikan itu diluncurkan segera, sudah bergerak maju, beberapa penyelenggara pembunuhan telah ditahan,” kata Maduro dalam pidato di televisi nasional Venezuela.
Maduro menyalahkan Kolombia dan Amerika Serikat atas apa yang dia sebut sebagai sebuah konspirasi sayap-kanan untuk membunuhnya.
Maduro mengklaim bahwa beberapa dari mereka yang merencanakan pembunuhan itu tinggal di negara bagian Florida, Amerika. Presiden Venezuela menyatakan harapannya bahwa Presiden Donald Trump akan berkolaborasi untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas upaya pembunuhan terhadap keadilan.
“Kami akan meminta pertanggungjawaban mereka yang tinggal di luar negeri, terutama di Amerika Serikat. Menurut temuan awal, banyak dari pelaku pembunuhan tersebut tinggal di Amerika Serikat, di negara bagian Florida. Saya berharap bahwa pemerintah Donald Trump akan siap untuk melawan kelompok-kelompok teroris yang melakukan upaya melawan negara-negara damai, dalam kasus kami – Venezuela,” kata presiden negara Amerika Selatan itu.
Sebelumnya juga dilaporkan kelompok pemberontak yang dikenal sebagai Flannel Soldiers atau Pasukan Flannel menyatakan bertanggung jawab atas upaya pembunuhan kepada Presiden Nicolas Maduro.
“Operasi itu dilakukan dengan dua drone yang berisi bahan peledak C-4 ke tribun presiden. Penembak jitu dari Penjaga Kehormatan menembak jatuh drone sebelum mereka tiba di target. Mereka [drone] tidak berhasil sekarang, tapi itu masalah waktu, ”tulis grup itu di Twitter Minggu 5 Agustus 2018.