Lockheed Martin sedang mencari klien baru untuk membeli pesawat tempur F-35 , dan Singapura disebut sangat tertarik untuk membeli jet tempur siluman tersebut.
“Mereka, saya kira, secara serius mengevaluasi F-35, dan juga platform lainnya,” kata Vice President Lockheed International Rick Edwards kepada Reuters minggu ini di Singapore Airshow. Dia menambahkan, “ketika mereka siap, kami akan merespon.”
Menurut Richard Aboulafia, seorang analis penerbangan dan wakil presiden analisis Washington di Teal Group, pasar pesawat militer Asia termasuk yang terkuat di dunia. Hingga 2015, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Singapura adalah satu-satunya negara yang membeli pesawat militer dengan harga per unit lebih dari US$ 50 juta, kecuali Israel dan Arab Saudi.
Aboulafia memperkirakan dalam sebuah laporan Defense News Kamis 8 Februari 2018 Singapura “kemungkinan akan bergabung dengan klub F-35 dalam 10 tahun ke depan.”
Pada 6 Februari 2018, kepala Angkatan Udara Singapura Mayjen Mervyn Tan mengkonfirmasi dalam sebuah email kepada Straits Times bahwa mereka memang sedang melakukan studi terhadap F-35 sebagai tambahan potensial bagi armada tempur F-16.
“Ini untuk memastikan bahwa kita terus memiliki armada tempur yang mampu untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan Singapura ke masa yang akan datang,” kata jenderal tersebut.
Jerman sebelumnya juga telah meminta dokumen rahasia dari Pentagon mengenai kemampuan F-35, dan kepala angkatan udara telah menyatakan dukungannya untuk membeli pesawat tempur F-35. Namun tekanan politik mungkin akan mengurangi kemungkinan pengadaan pesawat buatan non-Eropa.
Kepala Staf Luftwaffe diminta untuk tidak lagi membicarakan F-35 kecuali jika dia ingin kehilangan pekerjaannya.