Setelah berlangsung sekitar dua minggu, pada 13 Juli 1943 pertempuran Kursk berakhir. Ini adalah salah satu pertempuran terbesar yang melibatkan , yang melibatkan sekitar 6.000 tank, dua juta orang, dan 5.000 pesawat antara Jerman dan Uni Soviet. Dalam hal tank, Kursk menjadi pertempuran tank terbesar dalam catatan sejarah.
Pada awal Juli, Jerman dan Uni Soviet menyimpan pasukan mereka di dekat kota Kursk di Rusia barat. Wilayah ini memiliki luas 150 mil, yang menjorok sejauh 100 mil ke perbatasan Jerman.
Dilansir dari History, serangan dimulai oleh Jerman pada 5 Juli. Sebanyak 38 divisi, yang hampir setengahnya diperkuat oleh kendaraan lapis baja, mulai bergerak dari selatan dan utara.
Namun, Uni Soviet memiliki tank yang tidak kalah tangguh dan dalam pertempuran ini artileri anti-tank Uni Soviet berhasil menghancurkan sebanyak 40 persen dari tank Jerman, termasuk tank Mark VI Tiger baru mereka.
Hitler memerlukan kemenangan di front timur sehingga ia mengumumkan Operasi Citadele yang diharapkan dapat mengubah peta kekuatan di front timur dimana akan membalas kekalahan di Stalingrad sebelumnya yang terjadi pada awal tahun.
Rencana ini sempat ditentang oleh ahli strategi hebat Jerman, Heinz Guderian karena menurutnya tidaklah penting untuk menyerang Kursk. Akan tetapi rencana Hitler ini didukung penuh oleh Kurt Zeitzler dengan mengungkapkan data bahwa Jerman harus menguasai objek-objek penting akibat dari pendudukan kota Kharkov pada bulan Maret sebelumnya.
Objek penting ini letaknya di selatan dari Orel, dengan Maloarkangelsk sebagai pangkalan utaranya, Kursk sebagai base tengah dan Belgorod sebagai base selatan. Pihak Soviet telah mencium adanya rencana ofensif dari Jerman ini dari peningkatan kekuatan Jerman secara besar-besaran di sekeliling titik tersebut dan dari mata-mata mereka di Jerman, “Lucy”, dan dari kode ULTRA yang dapat diterjemahkan oleh pihak Inggris dan diberikan langsung kepada Stalin.
Stalin sempat bermaksud untuk menyerang Jerman terlebih dahulu sebelum serangan Jerman ini terjadi.
Akan tetapi Marsekal Zhukov menyarankan untuk membiarkan Jerman menyerang terlebih dahulu dan mengalahkan mereka dengan pertahanan yang telah dia rencanakan.
Pertahanan ini dibuat dengan skala yang belum pernah ada sebelumnya, dimana pihak Soviet dengan cepat menambah jumlah pasukan militer dan merekrut 300.000 orang sipil untuk bekerja bersama-sama membuat jebakan tank, ladang ranjau, senjata anti tank dan posisi defensif lainnya sebagai antisipasi dari serangan Jerman.