Uji coba bom hidrogen oleh Korea Utara memaksa Angkatan Udara AS akan mengirimkan pesawat WC-135 Constan Phoenix. Sebuah pesawat yang dibangun dengan kemampuan khusus untuk menguji radiasi udara.
Pesawat akan dikirim ke dekat Korea Utara untuk memastikan apakah bom yang diuji benar-benar bom hidrogen serta tingkat radiasi yang dimunculkan.
Penggunaan apa yang dikenal dengan “sniffer plane” dikonfirmasi pada Selasa 6 Januari 2016 oleh seorang pejabat di Pentagon yang berbicara dengan syarat anonim karena operasi ini sangat sensitif.
Pesawat yang berfungsi untuk mengumpulkan sampel udara dan puing-puing ini merupakan versi modifikasi dari Boeing C-135B atau EC-135C dan mampu menentukan apakah ledakan itu benar-benar ledakan hidrogen sebagaimana yang diklaim Korea Utara. Hal ini menunjukkan Amerika belum percaya sepenuhnya Pyongyang bisa memproduksi bom yang dikenal sangat rumit tersebut.
“Kami akan tahu pasti setelah WC-135 mendapat sampel udara,” kata pejabat itu sebagaimana dikutip Washington Post.
Susan Romano, juru bicara di pusat pengujian Offutt Air Force Base mengatakan WC-135 biasanya terbang langsung melalui daerah yang memiliki potensi tercemar radioaktif. Pesawat telah dilengkapi dengan pelindung radioaktif sehingga pilot dan kru tidak perlu menggunakan pakaian khusus antiaradiasi.
Dia tidak akan mengkonfirmasi penyebaran WC-135, namun mengatakan bahwa pusat pengujian telah mencatat aktivitas seismik bawah tanah di daerah di mana Korea Utara mengklaim melakukan uji bom.