Konsep gerombolan perahu mungkin bekerja dalam latihan dan simulasi, tetapi hal itu belum pernah dilakukan dalam perang nyata. Senjata Iran yang paling efektif dan terbukti untuk memotong Selat Hormuz sebenarnya adalah ranjau laut. Ranjau laut telah menenggelamkan dan merusak sebagian dari 19 kapal US Navy sejak Perang Dunia II. Dari 19 kapal ini, 15 adalah korban ranjau laut. Bahkan sebuah ranjau era Perang Dunia I milik Iran hampir menenggelamkan kapal USS Samuel B. Roberts (FFG 58) pada 14April 1988.
Dalam Perang Teluk 1991, ranjau laut Irak terbukti menjadi masalah menjengkelkan untuk US Navy. Pada bulan Februari 1991, Angkatan Laut AS kehilangan komando utara Teluk Arab setelah lebih dari 1.300 ranjau ditaburkan oleh pasukan Irak.
Ranjau laut Irak yang juga sudah kuno berhasil melumpuhkan kapal penjelajah multi-miliar dolar Aegis USS Princeton (CG 59) dan amfibi kelsa Iwo Jima USS Tripoli (LPH-10) pada hari yang sama selama konflik itu. Padahal harga ranjau tidak lebih dari US$ 25.000 setiap bijinya. Bahaya nyata Iran bukan dari rudal anti kapal atau roket tetapi justru dari bawah yakni ranjau laut.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/11/27/5-kapal-induk-paling-mematikan-sepanjang-sejarah/