Aneh, A-10 Pernah Diusulkan untuk Bawa Bom Nuklir
A-10 Thunderbolt II

Aneh, A-10 Pernah Diusulkan untuk Bawa Bom Nuklir

A-10
A-10

Pada bulan Desember 1975, Menteri Pertahanan Bill Clements ingin tahu berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk memodifikasi F-15 dan F-16 agar mereka bisa membawa senjata atom. Dua bulan kemudian, Angkatan Udara mengirimkan data yang diperlukan plus satu pesawat lain yakni A-10 dengan kemamapuan nuklir.

“Untuk tambahan informasi bagi Anda, kami juga menyediakan data biaya yang dibutuhkan pada pesawat A-10,” demikian bunyi sebuah memo unclassified yang didapat War is Boring dari Air Force Historical Research Agency. “Perkiraan biaya untuk membuat 275 A-10 berkemampuan nuklir adalah US$15,9 juta”

Anggaran ini termasuk untuk menguji peralatan yang diperlukan, dan menginstal pada armada Warthog serta membangun sistem yang dibutuhkan untuk membawa bom nuklir -43, B-57 dan B-61.

Perhitungan yang dilakukan jika perang pecah di Eropa maka kemampuan pesawat nuklir akan menjadi penting. Tetapi ide untuk mempersenjatai A-10 dengan bom nuklir tidak pernah terjadi.

Tapi keinginan Clement untuk memiliki pesawat dengan kemampuan nuklir bukan hal yang aneh. Selama Perang Dingin, Pentagon berpikir keras untuk menggunakan bom nuklir, peluru artileri dan rudal untuk melawan Soviet di Eropa.

“Semua pesawat yang datang pada sekitar tahun 1970-an selalu dibahas kemungkinan penggunaannya untuk membawa senjata nuklir,” kata sejarawan Angkatan Udara Brian Laslie. “Pengiriman senjata nuklir pasti ada di setiap dokumen perencanaan untuk konflik teater Eropa.”

Bagi banyak orang di Washington, kekuatan menghancurkan senjata atom adalah satu-satunya cara untuk melawan Kremlin. Di atas kertas setidaknya, Moskow dan sekutu Pakta Warsawa memiliki kelebihan menakutkan dalam hal jumlah tank dan kendaraan lapis baja lainnya.

“Sejak 1968 Uni Soviet telah membangun lebih dari 65.000 kendaraan lapis baja untuk manuver-hampir empat kali lebih banyak yang dimiliki Amerika Serikat, sekitar tiga kali lebih banyak dalam hal operator infanteri lapis baja,”  demikian peringatan Badan Intelijen Pusat dalam dokumen diterbitkan pada 1980 dan baru-baru ini dibuka.

Next: Ide Aneh