Angkatan Laut Amerika, Prancis dan Rusia akan Bergabung di Mediterania
USS Harry S Trumman

Angkatan Laut Amerika, Prancis dan Rusia akan Bergabung di Mediterania

Kapal Induk Harry S. Truman
Kapal Induk Harry S. Truman

Kayaknya Laut Mediterania akan menjadi sangat panas saudara! Tiga kekuatan angkatan laut terbaik di dunia akan bergabung di tempat ini.

Kapal Induk Amerika Harry S. Truman yang sedang dalam perjalanan menuju misi serangan ke ISIS kemungkinan akan meluncurkan serangan udara dari Mediterania. Itu artinya akan bergabung dengan kapal induk Prancis dan armada Laut Hitam Rusia yang juga dikerahkan ke wilayah ini.

Pejabat Angkatan Laut Amerika masih membahas apakah kapal induk dari armada kelima tersebut akan berlama-lama di Mediterania Timur untuk menyerang ISIS di Suriah atau kemudian akan segera bergerak ke Timur Tengah.

Komando Angkatan Laut Amerika di Eropa,  Komando Pusat dan Kantor Menteri Pertahanan telah membahas kemungkinan tetap mempertahankan kapal induk tersebut beberapa hari di Mediterania. Keputusan selanjutnya akan bergantung pada perkembangan situasi di lapangan.

Kapal Induk Prancis Charles de Gaulle
Kapal Induk Prancis Charles de Gaulle

Seperti diketahui Kapal Induk Prancis Charles de Gaulle juga sedang bersiap untuk berangkat ke Timur Tengah. Tetapi kemudian muncul laporan kapal induk itu akan beroperasi dari Mediterania. “Mereka dijadwalkan menempatkan kapal induk di Teluk Persia bersama Truman,” kata seorang pejabat pertahanan  yang meminta namanya tidak disebutkan. “Tetapi saya berani bertaruh mereka akan memilih menempatkan Charles de Gaulle tetap di Mediterania Timur,” katanya sebagaimana dikutip Defense News Rabu 18 November 2015.

Penjelajah Moskva
Penjelajah Moskva

Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa menyatakan telah memerintahkan kapal penjelajah dari Armada Laut  Hitam Moskva untuk menjalin kontak dengan Charles de Gaulle sekaligus bekerjasama sebagai sekutu dalam melakukan serangan ke Suriah. Baik Prancis dan Rusia mengusung dendam besar. Prancis marah karena teror pada Jumat 13 November di Paris, sedangkan Rusia juga tengah murka karena memastikan pesawat Metrojet yang jatuh di Semenanjung Sinai akhir Oktober lalu juga karena bom teroris.