Angkatan Udara Jepang
Angkatan Udara Jepang atau yang dikenal dengan Japanese Air Self Defense Force (JASDF) didirikan pada tahun 1954 sebagai cabang udara dari Pasukan Bela Diri Jepang, istilah yang diamanatkan oleh perjanjian damai pasca-Perang Dunia II. Selama beberapa dekade, Jepang tidak membangun teknologi pesawatnya sendiri tetapi menggunakan airframes yang disediakan oleh Amerika Serikat.
JASDF memiliki stok pesawat yang modern dan canggih. Mereka memiliki lebih dari 300 jet tempur generasi 4 dan 4,5 (F-15 dan F-2), dilengkapi dengan kelompok pesawat yang lebih tua seperti F-4 Phantom. Jepang juga memiliki armada AEW besar, bersama dengan satu skuadron kapal tanker mampu menjaga pasokan bahan bakar jet tempur di udara.
Angkatan Udara Jepang juga memiliki reputasi untuk kualitas tinggi. Secara teratur JASDF berpartisipasi dalam latihan Red Flag, dan dalam beberapa tahun terakhir mengadakan latihan bersama dengan Angkatan Udara Republik Korea. Baru-baru ini, kepadatan operasi JASDF telah melampaui era Perang Dingin hal ini karena mereka harus berhadapan dengan Korea Utara, Rusia, dan China yang makin aktif dari tahun ke tahun.
Program pengadaan Jepang tidak selalu berjalan dengan mulus. Proyek F-2 yang menghasilkan jet tempur sedikit di atas F-16 tetapi dengan biaya yang jauh lebih besar. Jepang juga membeli F-35 Joint Strike Fighter dalam jumlah yang signifikan