
Operasi militer Rusia di Suriah tidak mungkin singkat. Seiring dengan peralatan militer yang sudah diposisikan yang mencakup tank, pesawat, dan kapal di pantai Suriah, Moskow juga telah mulai bergerak dengan persediaan dan sumber daya yang jelas dimaksudkan untuk tinggal dalam waktu yang lama di negara tersebut.
“Rusia tidak hanya membawa beberapa hardware yang paling canggih untuk pertempuran, mereka juga telah membangun dapur lapangan yang besar dan bahkan membawa penari dan penyanyi untuk menghibur pasukan. Semua tanda-tanda ini menunjukkan Moskow akan menetap dalam jangka panjang,” demikian The New York Times melaporkan Jumat 16 Oktober 2015 mengutip analis Amerika Jeffrey White.
“Mereka membawa seluruh paket,” tambah Jeffrey White yang merupakan analis pertahanan di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Tengah. “Ini menunjukkan mereka bisa menyebarkan pasukan berukuran layak.”
Rusia mulai melakukan serangan udara terhadap pemberontak yang menentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 30 September. Meski Rusia mengklaim serangan udara ditujukan pada target ISIS. Dengan dukungan udara Rusia, militer Suriah telah melakukan kampanye untuk merebut kembali daerah yang dikuasai pemberontak di daerah Hama Aleppo.
Pilihan target Rusia telah membawa lebih dekat pada situasi perang proxy dengan AS, serta sekutu AS Turki dan Arab Saudi. Sejumlah pemberontak yang diserang Rusia telah telah menerima pelatihan baik melalui CIA atau sekutu AS di wilayah tersebut.
Pemberontak yang didukung AS telah menyebabkan kekalahan serius pasukan Assad rezim dengan penggunaan rudal anti-tank. Tetapi situasi mulai berubah setelah Rusia secara terbuka terjun dalam perang tersebut untuk membantu Assad.