Amerika Serikat berencana untuk menggeser perangkat keras militer paling canggih, termasuk kapal perusak siluman terbarunya ke kawasan Asia-Pasifik. Langkah ini diambil Washington untuk mengimbangi kekuatan Beijing di Laut China SElatan.
Amerika Serikat telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas agresivitas China di wilayah ini, khususnya reklamasi Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang masih menjadi subjek tumpang tindih klaim teritorial dari Brunei, Malaysia, Taiwan, Filipina, dan Vietnam.
Beijing selalu bersikeras bahwa sebagian besar pulau-pulau di bagian Samudra Pasifik masuk dalam wilayah kedaulatannya. Dan pembangunan pulau sebagai sesuatu yang wajar. China juga telah memperingatkan bahwa campur tangan Washington di Asia-Pasifik mungkin mengganggu stabilitas regional.
Menanggapi sikap China ini, Amerika Serikat memilih untuk lebih menyebarkan persenjataan canggih mereka. Pada tanggal 30 Mei, Menteri Pertahanan AS Ash Carter berjanji untuk “membawa platform terbaik dan paling canggih mereka ke Asia-Pasifik” sebagai bagian dari strategi rebalancing Amerika.
Perangkat militer mutakhir yang akan dibawa ke kawasan ini antara lain kapal selam kelas Virginia, pesawat pengintai P-8 Poseidon, kapal perusak siluman terbaru Zumwalt, dan kapal peringatan dini berbasis kapal induk E-2D Adavance Hawkeye.
