Dana Cekak, Malaysia Terpaksa Upgrade Armada S-61 “Nuri”

Dana Cekak, Malaysia Terpaksa Upgrade Armada S-61 “Nuri”

Sikorsky S-61
Sikorsky S-61

 

Malaysia akan meningkatkan kemampuannya untuk memerangi serangan militan di masa depan dengan mempersenjatai AgustaWestland AW109 dan mentransfer upgrade helikopter utilitas Sikorsky S-61 “Nuri” untuk kontrol penerbangan militer.

Ketika menyerang pemberontak Sulu di Sabah pada tahun 2013, Kuala Lumpur telah melengkapi tiga S-61 Royal Malaysia Air Force dengan senjata 12,7 mm di pintu, untuk memberikan dukungan bersenjata untuk pasukan darat.

“Tentara berencana untuk mempersenjatai [AW109] helikopter dengan [7.62mm] senjata Gatling” untuk memperluas dalam kemampuan ini,” kata Dr Mohd Yazid Ahmad, direktur divisi mekanik dan teknologi kedirgantaraan di ilmu pengetahuan dan teknologi lembaga penelitian Malaysia untuk pertahanan.

Berbicara di sebuah acara IQPC Rotary Mogok di London pada tanggal 20 Januari 2015, Ahmad mengungkapkan bahwa S-61 Angkatan Udara direncanakan menjalani paket utama perangkat sebelum beberapa pesawat dialihkan ke sayap udara militer.

Malaysia sebelumnya telah merencanakan untuk menghapus armada Nuri karena sudah cukup usia pada tahun 2012. Ahmad mencatat 89 personel telah tewas dalam 15 kecelakaan yang melibatkan helikopter ini sejak diperkenalkan. Namun, negara hanya bisa membeli 12 dari yang direncanakan 28 Airbus Helikopter EC725 sebagai pengganti. ”Ini telah memaksa layanan untuk memperpanjang umur Sikorskys nya”, katanya.

Malaysia juga memasang senjata di AgustaWestland AW109 untuk misi serangan darat
Malaysia juga memasang senjata di AgustaWestland AW109 untuk misi serangan darat

Database Flightglobal yang Ascend armada mencatat angkatan udara sebagai memiliki 31 S-61 masih digunakan operasional, dibangun antara 1967 dan 1978. Jika terbukti layak melalui proyek percontohan yang melibatkan satu pesawat maka  hingga 26 S-61 akan menerima upgrade di baling-baling utama dan ekor dan gearbox, dan dilengkapi dengan datalink digital, peralatan perlindungan diri, perlindungan lapis baja dan pintle-mount senapan mesin di pintu kargo.

Sekitar setengah dari pesawat diubah diharapkan untuk ditransfer ke Angkatan darat. “Mudah-mudahan dengan ini meng-upgrade tentara akan memiliki kemampuan dengan helikopter tempur hidup,” tambahnya. Peran akan mencakup transportasi utilitas, ditambah perintah udara dan kontrol dan pencarian dan penyelamatan.

Keinginan Malaysia dalam memperoleh kemampuan serangan helikopter gagal karena tekanan anggaran. Angkatan Darat mereka sebelumnya telah mengevaluasi sejumlah helikopter termasuk Eurocopter Group Tiger, Bell AH-1Z, Boeing AH-64 Apache dan Denel Rooivalk.

Sumber: Flightglobal