
LONDON: Departemen Pertahanan Inggiris dipaksa meminta bantuan militer AS untuk melacak dan memburu kapal misterius yang sempat terdeteksi di lepas pantai Skotlandia beberapa waktu silam. Kapal selam itu diyakini milik Rusia.
Dua pesawat Angkatan Laut AS telah melakukan patroli anti-kapal selam di Atlantik utara pekan ini untuk mencari jejak kapal Rusia di daerah. Sebuah kapal Angkatan Laut juga telah dikirim.
Kapal selam diyakini milik Rusia yang mencoba mencari informasi keberangkatan salah satu dari kapal selam nuklir Inggris kelas Vanguard Royal Navy dari pangkalan angkatan laut Faslane di Gare Loch di Sungai Clyde. Vanguards membawa Trident rudal balistik.
Dua pesawat patroli maritim P3 Orion Amerika dipanggil untuk ikut membantu kapal selam tersebut karena Inggris memang sedang kekurangan armada pangintai setelah proyek pengadaan pesawat BAE Systems Nimrod MRA4 dibatalkan pada 2010.

Angus Robertson, juru bicara pertahanan Partai Nasional Skotlandia Kamis (08/01/2014) mengatakan penyebaran AS menunjukkan bahwa Inggris telah terpaksa pergi ke sekutunya untuk “mengemis” bantuan.
Analis pertahanan mengatakan hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Inggris memadai untuk melindungi kapal selam nuklirnya. Sumber mengatakan “kunjungan” dari subs Rusia yang “terjadi cukup sering” dari utara dan barat pantai Skotlandia.
Operasi minggu kedua Januari 2014 mengikuti penyebaran bulan lalu oleh pesawat patroli maritim dari Kanada, Perancis dan Amerika Serikat. Kejadian ini pertama kali terungkap di majalah Aviation Week yang melaporkan kapal selam Rusia mungkin telah mencoba untuk melacak salah satu dari empat kapal kelas Vanguard Inggris setelah nelayan melihat sebuah periskop kapal selam muncul dekat dengan Faslane.
Dalam pencarian minggu ini, para awak AS terkoordinasi dengan kapal anti-kapal selam HMS Somerset, yang telah beroperasi dari Skotlandia selama satu bulan. Menurut fotografer penerbangan di RAF Lossiemouth, pesawat AS, yang dikenal dengan sebutan Skinny Dragons dan biasanya berbasis di Hawaii, telah terbang hingga dua misi per hari sejak malam tahun baru.
Namun, intervensi AS telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan Inggris untuk melindungi armada nuklirnya. “Kementerian Pertahanan telah menggaruk-garuk kepala sejak Nimrod dibatalkan dalam keputusan yang sangat politis. Ini telah meninggalkan jurang menganga dalam kemampuan Inggris dan menjadikan kita sangat tergantung pada kerjasama dari sekutu kami,” kata Peter Roberts, seorang anggota senior Royal United Services Institute for Defence and Security Studies.
Sumber: Independent
Comments are closed