ISIS mengakui operasi Amerika itu berhasil dan mengakui adanya korban di pihaknya. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis secara online pada hari Kamis oleh pendukung ISIS, dikatakan tentara Amerika telah memblokir penjara untuk mencegah datangnya bala bantuan, kemudian bentrok dengan militan selama dua jam.
“Ini adalah operasi yang direncanakan, tetapi juga dilakukan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang ini,” kata pejabat pertahanan AS.
Kolonel Angkatan Darat AS Steve Warren, yang menjadi juru bicara koalisi pimpinan AS di Irak, mengatakan kemungkinan ada warga Amerika di antara para sandera itu tidak menjadi pertimbangan dalam melaksanakan operasi.
“Beberapa orang yang diselamatkan mengatakan ISIS telah mengatakan bahwa mereka akan dieksekusi setelah sholat subuh, ” kata Warren.
Pasukan AS bertindak sebagai penasihat kemudian terlibat ke dalam pertempuran ketika pejuang Kurdi yang menjadi pasukan utama di bawah tekanan berat.
“Mereka ditembaki dan mereka mulai menjadi korban, sehingga Amerika membuat keputusan untuk masuk ke pertempuran,” katanya.
Lima helikopter AS yang diluncurkan dari Erbil untuk terlibat dalam misi tersebut, dan Amerika Serikat telah memberikan helikopter tranportasi, dukungan intelijen, dukungan serangan udara, dan dukungan penasehat untuk pasukan Peshmerga, kata pejabat pertahanan AS.
Serangan udara diluncurkan sebelum dan setelah misi untuk memblokir dan melakukan pendekatan penjara dan menghancurkannya setelah itu, kata pejabat pertahanan AS.