Beberapa mayat dan puing-puing ditemukan di air setelah sebuah pesawat militer Myanmar hilang di Laut Andaman dengan membawa 122 tentara, anggota keluarga dan awak kapal.
Pesawat turboprop buatan Y-8 buatan China hilang pada Rabu siang sekitar setengah jam setelah meninggalkan Myeik, yang juga dikenal sebagai Mergui, menuju Yangon dengan rute melintasi Laut Andaman.
Militer Myanmar mengatakan pada hari Kamis bahwa 10 mayat, termasuk lima anak dan empat perempuan, telah diambil dari laut sejauh ini.
Sebuah roda pesawat, dua jaket pelampung dan beberapa tas dengan pakaian, yang diyakini berasal dari pesawat yang hilang juga ditemukan.
“Kami telah menemukan pesawat dan beberapa mayat pagi ini sekitar 8:25 [waktu setempat],” kata seorang juru bicara militer kepada kantor berita AFP.
“Beberapa [korban] di antaranya sedang dalam perjalanan untuk pemeriksaan kesehatan dan bersekolah,” kata seorang juru bicara dari tim informasi militer.
Ada informasi yang saling bertentangan tentang jumlah orang yang ada di dalamnya, namun dalam perbaruan terakhir militer mengatakan bahwa pesawat tersebut membawa total 122 orang.
Lebih dari separuh penumpang berasal dari keluarga militer, termasuk 15 anak, bersama 35 tentara dan 14 awak kapal.
Y-8F-200 buatan China dibeli pada bulan Maret 2016 dan memiliki total 809 jam terbang sehingga bisa dikatakan pesawat masih baru. Letnan Kolonel Nyein Chan, yang menjadi pilot pesawat itu juga sangat berpengalaman dengan memiliki lebih dari 3.000 jam pengalaman terbang. Dia didampingi dua co-pilot.
Armada militer Myanmar memiliki sejarah kecelakaan pesawat baru-baru ini. Lima orang tewas ketika sebuah pesawat angkatan udara terbakar segera setelah lepas landas dari ibukota Naypyidaw pada Februari tahun lalu.
Sementara tiga perwira tentara juga tewas pada bulan Juni 2016 saat helikopter Mi-2 yang mereka tumpangi menabrak lereng bukit dan terbakar di Bago selatan.
Baca juga:
