Angkatan Udara Rusia di Suriah telah membuat banyak ahli militer Barat terkejut karena tidak menduga Rusia memiliki kapasitas untuk melaksanakan operasi militer dengan cepat dan efisiensi.
Brookings Institution yang berbasis di Washington menyatakan di masa lalu, banyak ahli menyebut militer Rusia lemah, terutama di kekuatan udara dan laut. Namun serangan udara Rusia di Suriah telah membuktikan mereka salah.
“Perkiraan terhadap militer Rusia yang tidak akurat menunjukkan analis sering Barat berusaha untuk mendiskreditkan kemampuan militer Rusia. Namun, dengan kampanye yang efektif di Suriah, Moskow telah sekali lagi membuktikan para pakar ini salah,” kata Brookings Institution.
The New York Times bahkan menunjukkan bahwa Angkatan Udara Rusia melakukan lebih banyak serangan udara dibandingkan koalisi pimpinan AS dalam sebulan.
“Hampir tidak ada sekutu NATO yang bisa menyamai apa yang telah dilakukan Rusia sejauh ini di langit,” kata Brookings Institution dalam artikel mereka.
Dengan menembakkan rudal ke target di Suriah dari kapal berlabuh di Laut Kaspia, militer Rusia menunjukkan kemampuan belum pernah terjadi sebelumnya yakni menembakkan rudal jelajah dari korvet dan frigat.
“Menggunakan kapal berukuran kecil, murah, teknologi sederhana, dan mudah diproduksi, angkatan laut Rusia sedang menampilkan kemampuan unik dan yang menunjukkan hasil dari upaya modernisasi angkatan laut, banyak yang tidak diketahui,” kata laporan Brookings Institution sebagaimana dikutip Sputnik Senin 26 Oktober 2015.
Peluncuran rudal jelajah bukanlah sesuatu yang luar biasa. Tetapi melemparkan senjata ini dari kapal kecil mau tidak mau membuat para ahli militer berdiri dalam kekaguman. Fakta yang mengejutkan untuk banyak ahli AS bahwa Rusia mempersenjatai kelas kapal Buyan-M yang hanya berbobot 950 ton, dengan senjata sebanding bahkan jauh lebih besar dari senjata yang dibawa kapal perusak kelas Arleigh Burke atau kapal perusak kelas Ticonderoga milik Amerika.
