Lantas jika J-20 dan F-16 Taiwan duel di udara siapa yang akan menang? Sekali lagi, seperti perbandingan lain, kita harus membedakan antara pertarungan di luar jangkauan visual dan pertempuran di area visual atau pertarungan jarak pendek
Kyle Mizokami adalah penulis pertahanan dan keamanan nasional yang berbasis di San Francisco di National Interest Sabtu 24 Oktober 2015 menulis di luar jangkauan visual pertempuran, J-20 mungkin akan sulit untuk dilawan F-16. J-20 jika benar akan tampil dengan kemampuan siluman, radar yang canggih dan rudal jarak jauh. Ada kemungkinan radar Sabr F-16 bisa mendeteksi J-20 pada jarak jatuh. Tetapi Taiwan akan tertatih-tatih oleh kinerja rudal AMRAAM di lingkungan jamming. Berbekal rudal PL-15 dan berjubah siluman J-20 secara teoritis bisa dapat mengalahkan F-16 sebelum pilot Taiwan bahkan tahu keberadaan Soaring Dragon.
Dalam pertempuran jarak pendek J-20 mungkin akan kurang bermanuver. Mesin tu nggal F-16 akan lebih bermanuver, dan akan mendapatkan kelebihan dari rudal AIM-9X Sidewinder. Tetapi dengan munculnya rudal hight off-boresight pertempuran visual semakin menjadi skenario yang saling menghancurkan.
Masalah Taiwan adalah bagaimana mendeteksi secara cepat J-20. Salah satu taktik yang mungkin dilakukan adalah menggunakan daerah pegunungan di pulau untuk bersembunyi dengan terbang rendah untuk mendekati J-20. Tetapi itu bisa dilakukan dengan asumsi kemampuan menembak look-down China tidak cukup dikembangkan sebagaimana radar Barat. Jika frekuensi radar darat Taiwan atau jika E-2T Hawkeyes bisa mendeteksi J-20, mereka mungkin bisa membawa F-16 lebih dekat untuk menyergap pesawat China dan memaksa dalam pertarungan jarak pendek.
