Amerika Serikat beberapa waktu lalu memunculkan rencana untuk menempatkan Terminal High Altitude di Area Defense (THAAD) di Korea Selatan. Rencana ini mengundang reaksi dari China dan Rusia yang menyebut langkah itu akan mengancam stabilitas dan mengganggu keseimbangan kekuatan di Asia Timur yang penuh dengan potensi konflik. Kenapa THAAD begitu menakutkan hingga China menolak?
Sistem rudal ini merupakan salah satu yang paling canggih di bumi yang mampu memburu dan meledakan rudal di langit dengan tingkat keberhasilan 100%. Rudal dilesatkan dari truk.
Dengan presisi maksimal dan tak tertandingi, dapat menyeimbangkan kekuatan rudal mobilitas di seluruh dunia. Pada bulan April 2013, Pentagon mengerahkan baterai THAAD ke Guam untuk mencegah provokasi Korea Utara dan untuk lebih mempertahankan wilayah Pasifik.
Hebatnya, rudal THAAD tidak membawa hulu ledak, ia hanya menggunakan energi kinetik murni untuk membuat hantaman dan menghancurkan rudal balistik di dalam atau di luar atmosfer. Setiap peluncur membawa hingga delapan rudal. Peluncur THAAD dibuat Lockheed adalah salah satu unsur sistem anti-rudal yang sangat terpisahkan ini. Rusia dikabarkan juga tengah membangun rudal dengan sistem yang mirip dengan THAAD ini.
Sistem kerja THAAD adalah ketika target rudal masuk pertama kali diluncurkan dari lokasi lain. Lima menit kemudian rudal pencegat THAAD diluncurkan dari truk-mount untuk mengejar target.
Menurut Badan Pertahanan Rudal AS, ada lebih dari 6.300 rudal balistik di luar AS, NATO, Rusia, dan kontrol China dan mitra AS lainnya di seluruh dunia mencari untuk menengahi kesepakatan untuk membeli THAAD.
Uni Emirat Arab telah menjadi pembeli asing pertama setelah menandatangani kesepakatan dengan Departemen Pertahanan dengan nilai untuk 3,4 miliar Dollar Amerika. Arab Saudi dan Qatar juga telah menyatakan minatnya.
